Jumat, 08 Januari 2016

Asli Luwak Cafe di Busan Korea Selatan

Asli Luwak Cafe menawarkan “Single Origin of Indonesia Coffee” di Korea Selatan, dimana pengunjung bisa mendapatkan kopi asli Indonesia tanpa di blended dengan kopi lain. Dibuka pada bulan Februari 2015 oleh Mr. Kim, seorang Korea yang pada jatuh cinta kepada kopi Indonesia karena tersesat di kebon kopi pada saat jalan-jalan di wilayah Jawa barat. Perkenalan dengan kopi Indonesia yang tidak sengaja ini menahan Mr. Kim untuk menetap di Indonesia selama 2 bulan untuk belajar tentang kopi Indonesia.

Terletak di lantai 2 Hotel Centum Busan, lokasi ini adalah dijantung bisnis kota Busan karena berada di depan BEXCO yang merupakan tempat pameran dan convention hall bertaraf international dan bersebelahan dengan Shinsaege yang merupakan departemen store terbesar di dunia. Luwak Asli Cafe merupakan cafe premium yang menawarkan kemewahan seperti di hotel bintang 5. Proses Brewing yang hanya menggunakan handrip memberikan rasa yang berbeda seperti yang didapat pada saat cupping oleh para pecinta kopi. Penyajian menggunakan cangkir porselen dan tambahan gula merah asli Indonesia menegaskan perbedaan antara normal coffe shop dengan premium coffe shop.

Coffee Handrip 
Berbagai macam kopi Indonesia seperti kopi Luwak gayo, kopi Luwak toraja dan Luwak Mandailing dibandrol dengan harga 20.000 Won atau setara dengan 240 ribu Rupiah. Untuk kopi Gayo Arabica, Toraja Arabica, Mandailing Arabica dibandrol dengan kisaran harga 8.000 Won sd 10.000 Won, 2 kali lebih mahal dengan kopi di Starbucks yang hanya berbandrol sekitar 4.500 Won.

Asli Luwak Cafe Atmosphere 

Harga premium yang ditawarkan sebanding dengan rasa kopi yang premium dengan suasana cafe yang tenang dan nyaman untuk bertemu dengan rekan bisnis, ditambah dengan 2 private room untuk meeting dengan 5 sd 10 rekan bisnis yang tersedia di Asli Luwak Cafe.

Hwangnyeong San


Di Korea Selatan kontur tanahnya berbukit bukit dan orang Korea menyebutnya dengan San yang artinya gunung. Kota Busan yang terletak di wilayah Selatan Korea Selatan juga memiliki banyak bukit atau gunung. Salah satu yang terkenal adalah Hwangryeong San.

Terletak di tengah kota dan dapat didaki dengan menggunakan mobil untuk mencapai puncaknya. Jalan yang berkelok-kelok dan tanjakan yang sangat tajam dan curam merupakan pengalaman yang menegangkan pada saat pertama kali menuju ke puncak dengan menggunakan mobil.  Disarankan untuk memindah transmisi dari mode otomatik ke mode manual pada saat mendaki jalanan aspal menuju puncak untuk dapat melakukan akselesari pada saat di tikungan tajam dan curam.

Dengan jam operasional 24 jam, Hwangryeong san dapat dikunjungi kapan saja tetapi mengunjungi malam hari memberikan sensasi yang berbeda dengan siang hari. Hwangryeong san dinobatkan  sebagai salah satu tempat terbaik untuk wisata malam karena dari puncaknya bisa melihat panorama 360 derajat kota Busan. Favorit panorama adalah sisi timur dengan view jembatan Gwangalli dengan latar pencakar langit yang bertebaran di wilayah Haeundae. Kemudian sisi Selatan dengan view daerah pusat kota "Seomyoen".


Jembatan Gwangalli disiang hari


Jembatan Gwangalli dimalam hari

 Pusat kota "Seomyeon Area"  disore hari

Pusat kota "Seomyeon Area"  dimalam hari

Di puncak ini juga terdapat 2 tower televisi milik KNN dan KBS, salah satu tower ini dibalut dengan lampu warna-warni sehingga pada malam hari terlihat dari kejauhan.


Tower KBS

Sejak bulan September tahun 2015 dibuka cafe di area ini yang menyediakan aneka jenis kopi dan teh serta goguma latte yang merupakan minuman berbahan dasar ubi manis (sweet potato) yang diblender kemudian dicampur dengan susu. Pengunjung bisa menikmati goguma latte hangat dengan melihat pemandangan ke arah jembatan Gwangalli.

Hwangryeong Mountain view shelter cafe

Tidak ada biaya masuk untuk masuk ke lokasi ini. Tempat parkir yang luas dan nyaman terdapat di bawah area tower. Jarak dari area parkir sampai dengan lokasi tower sekitar 400 meter dengan berjalan di lintasan aspal yang menanjak. Untuk shorcut juga disediakan jalan setapak dengan anak tangga yang akan menghemat 200 meter lebih dekat.


Pada musim semi, di kanan kiri  jalan aspal menanjak akan dipenuhi dengan bunga sakura yang menjadikan tempat ini adalah tempat paling ramai dikunjungi pada saat musim bunga sakura.

NGOPI di Korea Selatan

Orang Korea Selatan biasanya tidak ngopi pagi hari, mereka ngopi pada siang hari setelah makan siang. Kopi bisa sangat mudah didapatkan di Korea Selatan karena coffe shop banyak bertebaran di seluruh Korea.

Coffe shop di Korea Selatan didesain dengan suasana yang nyaman dan hangat. Selain untuk tempat ketemuan dengan rekan bisnis dan tempat nongkrong, coffe shop dipakai orang Korea untuk menyelesaikan pekerjaan dan belajar, karena coffe shop menawarkan suasana tenang dan nyaman, dengan memesan satu cup kopi pekerjaan selesai. Coffee shop di sekitar universitas biasanya mensyaratkan tiap orang harus pesan satu cup kopi untuk bisa duduk sambil belajar. Salah satu keuntungan nongkrong di coffee shop adalah pengunjung boleh duduk seharian di coffe shop tanpa khawatir akan diusir oleh pemilik coffe shop.

Kopi yang paling banyak di pesan oleh orang Korea adalah Americano, kopi espresso yang dihasilkan oleh mesin espresso yang kemudian ditambahkan air panas. Orang Korea tidak menyukai kopi espresso karena menurut mereka espresso sangat kuat rasa kopinya. Kemudian diikuti oleh capucino dan caffee late. Coffe shop biasanya hanya menyediakan minuman berbasis kopi, teh dan beberapa cake untuk cemilannya. Harga kopi di Korea Selatan rata-rata adalah sekitar 3500 Won atau setara dengan 40.000 Rupiah.

Beberapa kafe shop kecil yang tidak memiliki banyak kursi duduk menawarkan harga berbeda untuk pemesanan take out atau dibawa pulang. Beda antara minum di tempat dan take out sekitar 1000 Won.

Di Korea Selatan diperkirakan ada 15.000 coffe shop yang melayani populasi Korea Selatan yang berjumlah 50 juta. Dari jumlah tersebut terdapat gerai kopi jaringan international seperti Starbucks yang memiliki gerai lebih dari 600 gerai dan Coffee Bean & Tea Leaf sekitar 250 gerai dan coffe shop jaringan nasional Korea Selatan seperti Angel In Us sekitar 950 gerai coffee shop, Ediya Coffee yang memiliki lebih dari 1000 gerai dan Cafe Bene dengan 917 gerai coffee shop serta Tom & Toms dengan 390 gerai coffee shop.

Kaum profesional urban muda dipandang sebagai kunci keberjasilan industri kopi. Di Korea Selatan trend konsumsi kopi dikalangan kaum muda serta budaya coffee shop telah mendorong perkembangan ekonomi pasar. Dari data euromonitor konsumsi kopi orang Korea adalah 12,2 kali seminggu dan telah menggeser nilai konsumsi makan kimchi yang sekarang hanya 11,9 kali seminggu. Hal ini telah mengangkat Korea Selatan sebagai pasar dengan urutan ke 11 di dunia untuk komoditi kopi dengan konsumsi 2,6 kg pertahun atau 240 cup pertahun yang merupakan nilai tertinggi di Asia.

Morning Set Flame Cafe, Hotel Conrad Seoul

Korea Selatan tidak memiliki kebun kopi. Kopi diimpor dari Brazil, kolombia dan Vietnam dengan total impor pada tahun 2014 lebih dari 500 juta USD. Indonesia sebagai salah satu produsen kopi di dunia hanya memiliki porsi 2 persen dari total impor Korea.

Boesong Green Tea Plantation

Terletak di Provinsi Jeollanam-do, Boesong green tea plantation pada GPS berjarak 231 km dari kota Busan dengan perkiraan lama perjalanan 3 jam 23 menit. Berdasarkan pengalaman, estimasi GPS dan kondisi real akan lebih cepat sekitar 45 menit karena hampir semua kota di Korea Selatan terhubung oleh jalan tol sehingga kemungkinan ada macet jarang sekali. Perjalanan dari Busan mengarah ke arah Barat daya dengan melewati Namhae Express Way.

Setelah berkendara sekitar 2  jam dan sejenak beristirahat di rest area sampai juga akhirnya di kebun teh Boesong setelah jalan lagi sekitar 45 menit. Di lokasi pintu masuk area kebun teh terdapat museum teh Korea, tetapi sayang kami tidak sempat masuk.

jalan kecil dari tanah untuk masuk ke lokasi kebun teh terdapat di kiri area parkir dengan kanan kirinya menjulang pohon cemara tinggi, mengingatkan seperti suasana di Nami Island. Sebelum sampai di pintu gerbang terdapat cafe Heaven yang menyediakan kopi dan teh dan beraneka makanan berbahan dasar teh. Tiket masuk kebun teh untuk dewasa 4000 Won dan anak-anak 3000 Won.

Jalan masuk ke kebun teh
Cafe Heaven di sebelah ticket box

Dari pintu gerbang berjarak sekitar 200 meter sebelum masuk area kebun teh terdapat toko dan cafe yang menjual bermacam-macam teh dengan harga yang bervariasi dari 10.000 Won sampai 35.000 Won. Selain itu terdapat bermacam variasi makanan berbasis teh hijau seperti coklat green tea, cookies green tea, garam green tea, permen green tea dan bermacam teko dan cangkir untuk menyeduh teh sebagai souvenir. Menu favorit di cafe adalah es krim green tea. meskipun saat itu adalah musim dingin dengan suhu 5o Celcius tidak membuat kami  ragu untuk menyendok es krim dengan harga 1000 Won per cup.

Cafe di dalam area keboun teh


Green Tea Ice Cream

Sebenarnya suasana kebun teh di Boesong tidak berbeda jauh dengan kebun teh di Indonesia seperti di Lembang Bandung. Perbedaanya adalah kebun teh di Boesong lebih curam sehingga pengunjung bisa melihat pemandangan sekeliling pada saat sampai ke puncak. 

Seperti di dalam permainan games di komputer, saya mengilustrasikan untuk sampai puncak kita harus melalui 2 stage. Stage 1 ada 2 pilihan, langsung naik menggunakan tangga atau melalui jalan melingkar. Kemudian untuk sampai ke stage 2 kita hanya memiliki pilihan naik dengan anak tangga dengan jumlah sekitar 280 anak tangga.

Anak tangga pada stage 1

Setelah sampai di stage 1 terdapat area untuk istirahat yang luas dengan beberapa bangku dan beberapa tempat foto zone. Pengunjung dapat juga berfoto diantara pohon teh yang membentuk seperti labirin. Kemudian untuk yang masih semangat dapat melanjutkan dengan mendaki anak tangga untuk mencapai stage 2.

Photo Zone di Rest Area Stage 1

Panorama di puncak kebun teh dengan latar belakang pohon-pohon cemara dan siluet gunung dari kejauhan menghapus rasa letih mendaki 280 anak tangga. Satu hal yang terlewatkan dan terlupakan oleh kami adalah tidak membawa cukup air minum.




Sunset di Puncak Boesong Green Tea Plantation

Perjalanan pulang dari puncak melewati jalur lain dengan melewati jalan setapak yang kanan kirinya adalah semak belukar dan pohon-pohon yang daunnya sudah berjatuhan sebelum musim dingin.

Pada setiap musim dingin, kota Boseong mengadakan festival lampu di tengah kebun teh. lokasi festival lampu sekitar 1 km dari posisi kebun teh Boesong yang kami daki dan dimulai jam 18.00 sd 12.00. di area festival lampu ini tidak menyediakan area parkir sehingga mobil diparkir di pinggir jalan. karena kami terlalu malam sehingga kami sulit menemukan tempat parkir yang dekat. beruntung karena lokasi festival lampu tidak jauh dari jalan raya kami bisa memotret dari kejauhan sehingga tidak perlu masuk ke dalam area festival lampu.

Festival lampu Boseong


Perjalanan kembali ke Busan kami sempatkan untuk mampir ke kota Beosong untuk makan malam dan kami berkesimpulan bahwa Boseong merupakan kota kecil karena sekitar jam 8 malam, suasana sudah sangat sepi dan banyak tempat makan yang sudah tutup sehingga kami sarankan buat yang akan jalan-jalan ke Boseong Tea Garden Plantation untuk tidak perlu mampir ke kota Boesong.

Boseong, South Korea, 2 Januari 2015